Penemuan Prion, Motivasi Buka Tabir Alam Ghaib

Sudah diterbitkan secara bersambung pada Harian Jambi Ekspress tanggal 17 & 21 November 2009

Pasca penemuan Prion oleh ahli biologi Amerika Serikat (AS) Stanley Prusiner tahun 1997 telah membuka kebuntuan stagnasi sains selama 60 tahun lebih yang selama ini menganggap virus sebagai makhluk paling kecil di dunia. Virus dengan ukuran rata-rata 0,02 – 0,03 mikron meter (baca : 0,00000002 – 0,00000003 meter ) ternyata masih kalah lebih kecil lagi dari dua hasil penemuan Stanley yaitu viroid dan prion. Ukuran jenis viroid lebih kecil dari virus tapi masih kalah lebih kecil lagi dibandingkan prion. Namun kedua makhluk ini mempunyai sifat yang sama dengan virus yaitu sama-sama patogen (baca: parasit yang menimbulkan penyakit) pada makhluk hidup lain seperti manusia, hewan dan tumbuhan.

Penulis disini tidak bermaksud menjelaskan secara mendetail apa yang ditemukan oleh Stanley tersebut tapi sedikit memotivasi kita semua bahwa sedikit demi sedikit tabir alam ghaib (alam yang tak mampu dilihat kasat mata) semakin terkuak oleh teknologi manusia. Mulai dari penemuan bakteri, virus, viroid dan prion adalah suatu hasil penemuan yang sulit dilihat dengan mata normal manusia tapi membutuhkan alat canggih yang mampu memperbesar sekian ratus bahkan ribuan kali dari ukuran sebenarnya.

Pertanyaan ini tentu sangat menggelitik bagi kita terlepas dari pemahaman keagamaan manapun, namun secara logika penemuan-penemuan manusia memang semakin mengungkit keberadaan alam ghaib di sekitar kita. Alam ghaib tidak selalu diartikan sebagai alamnya jin dan para malaikat tapi dari asal katanya, definisi ghaib lebih dekat kepada alam yang sangat halus yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang (mata manusia normal). Dengan pembuktian keberadaan alam ghaib secara IPTEK tentu akan menambah motivasi keimanan bagi insan yang beragama dalam mengamalkan perintah tuhannya.

Penemuan-penemuan dari hasil IPTEK melalui bantuan mikroskop telah banyak membantu manusia mengetahui adanya alam lain di luar kasat mata manusia. Awal mulanya pada masa Aristoteles, manusia hanya mengenal kerajaan makhluk hidup atas dua dunia (kingdom) saja yaitu kingdom animalia (hewan) dan kingdom plantae (tumbuhan). Seiring perkembangan IPTEK, pendapat ini terus mengalami pergeseran melalui penemuan mikroskop dan kemajuannya.

Masa Ernst Haekel, kingdom makhluk hidup menjadi lebih bertambah atas empat kingdom yaitu; animalia, plantae, protista dan monera. Kelompok Protista merupakan kelompok yang memiliki membran inti sel (eukaryotik) dan umumnya bersel banyak tapi tidak mempunyai jaringan yang sudah terspesialisasi. Diantaranya diwakili oleh berbagai jenis amuba, plasmodium, euglena dan alga. Sedangkan kelompok Monera merupakan kelompok yang belum memiliki membran inti sel (prokaryotik) dan bersel satu yang diwakili oleh berbagai jenis Bakteri dan Cyanobacteria.
Masa Ernst Haekel, kingdom makhluk hidup menjadi lebih bertambah atas empat kingdom yaitu; animalia, plantae, protista dan monera. Kelompok Protista merupakan kelompok yang memiliki membran inti sel (eukaryotik) dan umumnya bersel banyak tapi tidak mempunyai jaringan yang sudah terspesialisasi. Diantaranya diwakili oleh berbagai jenis amuba, plasmodium, euglena dan alga. Sedangkan kelompok Monera merupakan kelompok yang belum memiliki membran inti sel (prokaryotik) dan bersel satu yang diwakili oleh berbagai jenis Bakteri dan Cyanobacteria.

Penemuan bakteri dan cyano bakteria ini sangat berbeda dari makhluk hidup lainnya karena tidak dilakukan melalui mata telanjang tapi melalui mikroskop yang dibuat pertama kali oleh Antonie Van Leuwenhock pada abad ke-19. Awal pembuatan, perbesarannya baru mencapai sekitar 40 kali hingga 400 kali tapi sudah mampu melihat bakteri yang berukuran panjang 1-10 mikron meter dan lebar 0,7-1,5 mikron meter.

Pada awal abad 20, mikroskop semakin terus dikembangkan hingga mencapai perbesaran 500 ribu kali dari ukuran sebenarnya. Hal ini merangsang ilmuwan untuk menemukan makhluk yang lebih kecil dari bakteri yaitu dengan ditemukannya virus. Meskipun cikal-bakal penemuan virus sudah terjadi tahun 1883 oleh Adolf Meyer namun kepastian pembuktian baru dilakukan tahun 1935 oleh Wendel Stanley. Mikroskop pada masa ini sudah jauh beda bentuknya dari apa yang dirancang oleh Antonie Van Leuwenhock dimana sudah beralih dari mikroskop cahaya ke mikroskop elektron.

Penemuan virus juga telah menghancurkan pendapat ilmuwan yang selama ini menganggap bahwa setiap makhluk yang hidup terdiri atas sel. Faktanya virus bukanlah sel tapi hanyalah terdiri atas asam nukleat (DNA/RNA) saja yang dibungkus oleh kapsid (protein). Selain itu, virus memiliki kekebalan terhadap antibiotik dan alkohol yang berbeda dengan sifat bakteri.

Tidak berhenti sampai disitu saja, mikroskop elektron terus mengalami perkembangan pesat dari sisi kemampuan perbesaran. Mikroskop Elektron terbaru saat sekarang sudah mampu melihat objek pengamatan dengan perbesaran sampai satu juta kali. Hasilnya, tahun 1997 kembali dunia dikejutkan dengan penemuan makhluk yang lebih kecil dari virus dan lebih ganas lagi yaitu viroid dan prion. Viroid berhasil ditemukan pada tanaman kelapa yang telah merusak dan mematikan lebih satu juta tanaman kelapa di Philipina. Sedangkan prion ditemukan pada jaringan otak sapi yang menimbulkan penyakit sapi gila di Washington, Amerika Serikat. Prion berukuran sangat kecil dari viroid dan virus. Bahkan sifat ganasnya juga sangat luar biasa karena menyerang jaringan syaraf pada hewan dan manusia. Pada manusia, prion telah menimbulkan penyakit kuru, yaitu kelumpuhan tiba-tiba pada suatu anggota keluarga hingga kematian dalam rentang waktu 3-12 bulan.

Virus yang tubuhnya mengandung DNA dan RNA ternyata sangat jauh berbeda dengan makhluk baru yang ditemukan ilmuwan peraih nobel ini. Viroid hanya mengandung potongan molekul RNA saja. Bahkan perbedaan yang sangat jauh terjadi pada prion yang tidak memiliki DNA dan RNA (baca: asam nukleat) sama sekali tapi memiliki kemampuan berkembang biak. Prion hanyalah sejenis protein yang memiliki kemampuan menginfeksi sel inangnya. Prion juga memiliki ketahanan terhadap radiasi, sterilisasi dan deterjen dimana kelompok virus tidak memiliki ketahanan terhadap semua itu.

Keberhasilan Stanley Prusiner menemukan viroid dan prion sama dengan proses Dimitri Ivanowsky dalam menemukan virus pada penyakit mozaik tanaman tembakau yang diduga disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil sebelumnya sampai akhirnya terbukti adanya makhluk jenis baru yang bernama virus. Sedikit berbeda dengan Stanley, semula dirinya menduga viruslah yang menimbulkan penyakit pada sapi gila dan tanaman kelapa di Philipina tapi setelah adanya pemakaian mikroskop elektron yang lebih canggih dari sebelumnya ternyata ditemukan makhluk yang lebih kecil dari virus, yaitu viroid dan prion.

Dari paparan penulis tentang proses penemuan makhluk tidak kasat mata diatas (bakteri, virus, viroid dan prion) dan perkembangan perbesaran mikroskop terkini, mungkinkah akan ditemukan lagi makhluk-makhluk yang lebih halus lagi dari viroid dan prion. Jika masa sekarang perbesaran mikroskop baru mencapai satu juta kali, mungkinkah 50 tahun atau 100 tahun yang akan datang perbesaran mikroskop akan lebih canggih lagi. Tentu teknologi mikroskop akan terus mengalami perkembangan dan kamajuan.

Lantas timbul pertanyaan di hati kita, mungkinkah manusia mampu melihat alam jin dan alam malaikat yang dalam pandangan ilmu agama berada pada alam ghaib, jika perbesaran mikroskop sudah mencapai titik klimaks yang memungkinkan. Pertanyaan ini tentu bukan dituju pada kita sekarang yang seakan tertawa sinis menjawabnya. Tapi anak-anak cucu kitalah nanti yang akan menjawabnya. Tugas kita saat ini hanyalah merangsang cara berpikir mereka untuk tidak cepat puas dengan apa yang telah ditemukan dan dihasilkan IPTEK masa sekarang.

Merangsang cara berpikir untuk mengungkap alam ghaib adalah sah-sah saja dalam dunia intelektual. Justru sikap seperti itu harus dimotivasi kepada anak-anak didik di sekolah agar mampu lebih banyak melakukan penemuan-penemuan baru dan mengungkap semua rahasia sang pencipta di atas dunia ini. Sudah selayaknya, seiring perkembangan IPTEK ini manusia semakin dekat dan tunduk pada Tuhan Sang Penciptanya, betapa sangat luar biasanya segala apa yang diciptakannya di alam ini. Dari makhluk paling kecil hingga terbesar mampu hidup secara sempurna di dunia ini.

Tentang rijalazam

I am a biologist Like about all problem on biology not just that, but I also have hobbies as jurnalist, politikus, teacher, religius and trainer motivation. Like it if can do all that !!! Gombate!!! Happy to introduce u, SUNANDAR,S.Si
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar